BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
indikator pelayanan kesehatan ibu di suatu negara, bila AKI masih tinggi
berarti pelayanan kesehatan ibu belum baik, sebaliknya bila AKI rendah berarti
pelayanan kesehatan ibu sudah baik. Pengalaman
di negara maju dan berkembang menunjukkan intervensi medik dapat menurunkan AKI
sampai dengan 50% (Affandi, 2008).
Tingginya
angka kematian ibu menunjukkan bahwa kesehatan
reproduksi ibu masih memprihatinkan. World
Health Organization (WHO) melaporkan hampir 700.000 ibu hamil dan bersalin
meninggal setiap tahun di seluruh dunia. Di negara-negara maju angka kematian
ibu per tahun hanya 27 per 100.000
kelahiran hidup sedangkan di negara-negara berkembang angka kematian ibu
rata-rata mencapai 480 per 100.000 kelahiran hidup (Tobing, 2011).
Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2010 bahwa pelayanan KIA akses ibu hamil yang memeriksakan
kehamilan dengan tenaga kesehatan pada trimester 1 (K1-trimester 1) adalah 72,3
persen. Adapun cakupan akses ibu hamil dengan pola 1-1-2 (K4) oleh tenaga
kesehatan saja adalah 61,4 persen. Ada
kecenderungan cakupan K1 dan K4 yang rendah pada kelompok ibu hamil berisiko
tinggi: umur<20 tahun, dan >35 tahun; kehamilan ke 4 atau lebih; tinggal
di pedesaan, tingkat pendidikan, dan status ekonomi terendah. Adapun tempat
pemeriksaan kehamilan sebagian besar ibu hamil melakukannya di klinik/bidan
praktek (57,6%), Puskesmas (23,9%), Posyandu (17,4%), klinik/dokter praktek
(10,1%), Polindes/Poskesdes (6,8%), dan selebihnya adalah di RS pemerintah/swasta,
RSB, Pustu, dan perawat. Untuk komponen antenatal care yang diterima ibu ketika
memeriksa kehamilan pada umumnya sudah cukup baik jika dilihat satu persatu.
Yang bermasalah adalah komponen antenatal care lengkap ‘7T’ hanya tercakup oleh
19,9 persen ibu hamil, dengan persentase terendah di Sumatera Utara (6,8%), dan
terbaik Daerah Istimewa Yogyakarta (58%) (Kemenkes RI,
2010).
Berdasarkan
Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 bahwa angka kematian ibu di
provinsi Sumatera Utara sebanyak 268 per 100.000 kelahiran hidup lebih tinggi
dibandingkan angka nasional. Angka kematian bayi di provinsi Sumatera Utara
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Propsu, 2011).
Data Profil Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu Tahun 2010 angka kematian ibu mengalami fluktuasi dari tahun 2008
hingga tahun 2010. Pada tahun 2008 tercatat 321 per 100.000 kelahiran hidup,
meningkat pada tahun 2009 menjadi 326 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun
2010 mengalami penurunan yaitu 310 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes
Kabupaten Labuhanbatu, 2010).
Berdasarkan
data yang diperoleh dari Puskesmas Sei Berombang Kabupaten Labuhan Batu bahwa
cakupan KIA dan KB Puskesmas tersebut belum mencapai target yang telah ditentukan.
Cakupan KIA sebesar 65,4% sedangkan targetnya adalah 90%. Salah satu desa
dengan cakupan terendah program KIA adalah Desa
Sei Berombang, cakupan KIA hanya 63%. Rendahnya cakupan KIA disebabkan
oleh banyak faktor baik faktor dari tenaga kesehatan di puskesmas maupun faktor
dari masyarakat. Faktor dari tenaga puskesmas seperti rendahnya kinerja petugas
kesehatan dalam pengelolaan program KIA, mutu pelayanan tenaga kesehatan yang
kurang memuaskan pasien, dan lain-lain. Sedangkan faktor dari masyarakat yang
diduga berhubungan akibat ketidaktahuan masyarakat terutama ibu akan pelayanan KIA.
Studi
pendahuluan yang penulis lakukan dengan mewawancarai 10 orang ibu yang tinggal
di Desa Sei Berombang dengan menanyakan bagaimana pelayanan KIA, sebanyak 6
orang ibu tersebut tidak dapat menjawab dengan benar apa-apa saja pelayanan
KIA, bagaimana cara mendapatkan pelayanan KIA, apa manfaat pelayanan KIA.
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Pengetahuan Ibu Dengan Kunjungan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Desa Sei
Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2013.
1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan
dalam penelitian ini adalah masih rendahnya cakupan KIA di Desa Sei Berombang,
kurangnya pengetahuan ibu tentang pelayanan KIA, serta kunjungan ibu ke
pelayanan KIA masih rendah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
apakah ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) di Desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu tahun
2013.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) di Desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu tahun
2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan
khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu di Desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir
Kabupaten Labuhan Batu tahun 2013
2. Untuk mengetahui kunjungan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Desa Sei Berombang
Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu tahun 2013
3. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) di Desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu tahun
2013
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman penulis, dalam melakukan penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh di bangku kuliah.
2. Bagi Instansi
pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi
perpustakaan STIKes Helvetia Medan.
3.
Bagi Ibu
Menjadi bahan informasi dan masukan bagi masyarakat terutama ibu tentang
pelayanan KIA.
4.
Bagi peneliti selanjutnya
Menjadi bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya
1.5.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis
penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) di Desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten
Labuhan Batu tahun 2013.
selanjutnya sms ke 085277011414
selanjutnya sms ke 085277011414
Menerima olah DATA SPSS utk Sekripsi Kesehatan dengan waktu yang cepat.
paling lama 2 hari. paling cepat 6 jam
hub ; 085277011414
judul lainnya klik disini